Connect with us

Lokawisata

Akhirnya, Panitia Color Run Menghapus Konsep Tepung Warna Dan Fokus Olahraga Seni Budaya

Ketua Panitia dan Penanggung Jawab IDCR Tarakan 2020, Fachry Danny Arifin. (Ft. Dok)

Newstara.com TARAKAN – Panitia penyelenggara Indonesia Color Run (IDCR) 2020 akhirnya menghapus rundown melempar tepung warna, pada saat pelaksanaan acara  29 Februari hingga 01 Maret 2020 di Taman Berkampung Tarakan tersebut.

Panitia merevisi konsep kegiatan tersebut, setelah berdiskusi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan dan pihak keamanan hingga organisasi masyarakat (Ormas) Tarakan. Sebelumnya, sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) dan FPI Kaltara sempat menolak adanya Color Run karena dianggap mengadopsi budaya asing dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah sosial kemasyarakatan yang menjunjung adat ketimuran.

Ketua Panitia dan Penanggung Jawab IDCR Tarakan 2020, Fachry Danny Arifin mengatakan pihaknya meniadakan rundown tepung warna, dan menyesuaikan adat istiadat hingga budaya lokal yang ada di Kota Tarakan. Walaupun, konsep tepung warna itu bukanlah sebuah agenda utama.

“Itu hanya sebagian kecil dari acara kita, jadi kami meniadakannya, jadi tidak ada lagi terkait tepung-tepung warna,” ucapnya kepada Newstara.com sesaat menggelar jumpa pers pada Rabu malam, (15/01/2020) di JL Cafe Tarakan.

Fachry mengatakan dirinya sudah berkorelasi dan kerjasama dengan BNN Kaltara terkait sosialisasi anti narkoba, penggalangan dana sosial atau amal hingga olahraga senam zumba hingga lari 5 kilometer, bahkan pihaknya telah memberikan pemahaman kepada sekolah-sekolah hingga kampus akan manfaat positif kegiatan IDCR Tarakan 2020.

“Panitia penyelenggara fokus pada kegiatan olahraga seperti lari 5 Kilometer, senam Zumba, bazar ekonomi yang terdiri dari 20-25 stand hingga pentas seni budaya yang akan ditonjolkan,” tuturnya.

“Acara tersebut ditargetkan di ikuti sekitar 5 hingga 7 ribu peserta. Dan saat ini, pembelian karcis sudah mencapai ribuan, dengan peserta yang berasal dari Tarakan, Tanjung Selor, Bontang, Balikpapan hingga dari Bali,” tambahnya.

Fahry mengatakan bahwa IDCR Tarakan 2020 masih menerima masukan dan saran yang membangun. Bahkan, pihaknya menyetujui jika instansi terkait meminta untuk memindahkan venue acara karena khawatir mengganggu aktifitas ibadah.

Sekedar informasi, panitia menyusun rundown acara yang selesai pada pukul 11.30 Wite pagi atau sebelum memasuki waktu Dzuhur. Kecuali stand-stand yang masih bertahan hingga pukul 15.00 Wite (Sore). Bazar, terdiri dari 25 stand dengan ukuran 2×3 meter.

“Kalau dari sisi ekonomi, sangat jelas ada tambahan PAD yah, walaupun tidak besar seperti tiket kita bayar pajak 15 persen, sesuai aturannya dan ada perputaran uang karena tersedia stan di lokasi acara,” ucapnya.

Sementara, Ketua LPADKT-KU Kota Tarakan, (Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur-Kalimantan Utara Cabang Kota Tarakan), Markus SE mengatakan pihaknya siap membantu mengawal dan mengawasi jalannya acara IDCR 2020. Karena kegiatan tersebut, merupakan konsep acara yang positif dan kreatif.

“Kita siap ikut membantu mengawasi acara IDCR Tarakan 2020 ini karena kami melihat ini adalah acara yang positif dan mengangkat nilai-nilai budaya lokal,” tutupnya.

Reporter : Aldi S

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Lokawisata