Connect with us

Covid-19

Astaga, Dua Medis Tarakan Positif Covid-19 Dan Terkadang Bekerja Tanpa Shif Hingga 24 Jam

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes. (Ft. Dok)

Newstara.com TARAKAN – Dua orang tim medis treacing pasien Covid-19 dari hasil Sweb Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium Jakarta dan RSUK Tarakan, hingga Sabtu pagi, (06/06/2020) menunjukkan hasil positif Covid-19. Kedua medis tersebut adalah COVID45, IW (P) usia 40 Th) Kelurahan Pamusian RT. 10 dan COVID46, NSP (P) usia 35 tahun Kelurahan Karang Anyar RT. 57. Keduanya saat ini sudah di isolasi di RSUD Provinsi di Tarakan.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes mengatakan Dinas Dinas Kesehatan Tarakan saat ini tengah berduka karena tim medis telah terkonfirmasi dua orang positif Covid-19, mereka adalah bagian dari pelayanan kesehatan treacing yang bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Kota Tarakan.

“Kami sangat terpukul akan informasi ini, karena teman kami dan saudari kami terkonfirmasi positif Covid-19,” tutur dr. Devi

dr. Devi mengatakan kedua tim medis yang terpapar dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tersebut sudah menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan APD lengkap saat melakukan kegiatan apapun. Bahkan, setiap 4 jam sekali APD akan diganti dengan yang baru jika masih melakukan kegiatan lagi.

“APD nya sebenarnya udah lengkap dan sesuai dengan protokol kesehatan, yah tapi sekarang sudah terjadi dan kedepannya lebih di upayakan lebih hati-hati lagi, dan mereka ini tidak pernah melepas APD dan tidak pernah melakukan kegiatan tanpa APD, kita sedih sekali kenapa mereka hasilnya bisa positif,” tutur dr. Devi.

dr Devi menyebutkan, tidak menutup kemungkinan bukan disebabkan karena APD namun karena kelelahan bekerja sehingga daya tahan tubuh tim medis ikut menurun. Namun, diakuinya bahwa tim medis bekerja tanpa shift waktu dan kerap kali harus bekerja dalam kurun waktu 24 jam, jika terjadi kasus pasien meningkat dan harus segera dilakukan treacing untuk mencegah penularan lebih banyak lagi.

“Tidak pakai Shif mas, dan jika memungkinkan terkadang mereka bekerja hingga 24 jam, dan kami mengupayakan untuk sebisa mungkin dapat menekan penyebaran virus sehingga treacing harus segera dilakukan segera,” ucapnya.

Seyogyanya, tugas tim medis treacing Covid-19 ini melakukan treacing pada pagi dan siang hari untuk mencari kontak langsung maupun orang yang pernah berhubungan atau kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19, para medis memaksimalkan pemakaian baju APD lengkap dan tiap orang menggunakan APD tidak lebih dari 4 jam.

“Paska kedua medis yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka tim segera melakukan disinfektan di Kantor Dinas Kesehatan dan Puskesmas, semua ruangan Dinkes kita semprot, termasuk disekitaran rumahnya,” tutur dr. Devi.

“Kalau treacing ini kan tergantung kasus dan keperluan hingga berapa orang dan tempat yang kita lakukan treacing dan berapa banyak kita lakukan, dan kalau tenaga treacing utama sudah ada PDPM dan tim Survelence Puskesmas, dan terkadang mereka melakukan tugas lapangan,” sambungnya.

Sebelumnya, sampel spesimen Sweb kedua tim medis Covid-19 ini diambil pada hari Selasa dan Rabu lalu. Dan setelah hasil Lab menyatakan positif, maka keduanya langsung dilakukan perawatan isolasi dengan makan makanan bergizi hingga pemberian obat-obatan untuk meningkatkan imunitas, seperti vitamin, antibiotik, anti virus dan obat-obatan lainnya yang disarankan untuk penanganan pasien Covid-19.

Reporter: Aldi S

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Covid-19