Newstara.com JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati proyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2020 akan sangat terpuruk berada di angka minus 3,8 persen. Kemerosotan itu, terjadi karena peredaran uang berkurang dan iklim investasi yang tidak menentu.
Menkeu menyebutkan merosotnya perekonomian juga berakibat pada kebijakan pembatasan sosial. Dimana kemerosotan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia, melainkan seluruh dunia, bahkan ekonomi global diprediksi oleh cukup banyak lembaga internasional mengalami defisit hingga mencapai 7 persen.
“Kuartal I sebenarnya kita beruntung, dan bertahan di angka 2,97 persen, plus ya, tapi kuartal II kita alami tekanan kemungkinan dalam kondisi negatif, dimana BKF (Badan Kebijakan Fiskal, red) -3,8 persen,” tuturnya.
Dalam mengantisipasi penurunan ekonomi itu maka disiapkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan anggaran hingga mencapai Rp 695,2 triliun. Dimana akan menyasar pada sektor kesehatan, jaring pengaman sosial alias bantuan sosial (bansos), hingga dukungan dunia usaha seperti insentif pajak dan fasilitas kredit.
Program PEN, juga dapat memacu ekonomi nasional pada kuartal III dan IV-2020 dapat cepat kembali pulih, dan ekonomi bisa kembali bangkit sehingga laju pertumbuhan ke jalur positif bahkan akan lebih tinggi.
“Kita pada semester II atau kuartal III dan kuartal IV mungkin bisa kita pulih, sudah tertuang dalam postur APBN yang baru,” ucapnya.
Sekedar informasi, Menkeu RI Sri Mulyani memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional terbaru tahun 2020 dengan pertumbuhan pada level -0,4 persen hingga 1 persen dan merupakan skema sangat berat.
Dalam rapat kerja (Raker) bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR mengenai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) tahun anggaran 2021.
“Outlook proyeksi minus 0,4 persen hingga 1 persen. Untuk batas atas kami turunkan dari 2,3 persen ke 1,0 persen. Revisi agak turun karena kami melihat kontraksi cukup dalam di kuartal-II,” tutur Menkeu Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelumnya pada kisaran -0,4 persen sampai 2,3 persen. Perubahan proyeksi karena adanya ketidakpastian pandemi Covid-19.
Reporter: Mufreni