Connect with us

Kaltara

Diduga Catut Nama Ketum Pemuda Muhammadiyah, IRAW Hadapi Tuntutan Hukum

Newstara.com TARAKAN – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (Ketum PPPM), Cak Nanto sepertinya sedikit berang dengan salah satu Ketua Tim Pemenangan Pilkada, dimana ada postingan seolah-olah Pemuda Muhammadiyah diduga telah berafiliasi dengan pasangan IRAW (Irianto Lambrie-Iwan Sabri) dari nomor urut 2. Dan melalui perwakilannya yakni Fajar Mentari, berjanji akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum yakni Polda Kalimantan Utara karena sudah masuk pencemaran nama baik.

“Saya telah berkoordinasi dengan Ketum (Ketum PPPM, Cak Nanto,red) dan saya telah mengantongi restu dari beliau untuk mengawal berita duka ini dan mendapat mandat untuk mengantarkannya ke ranah hukum,” tutur Fajar Mentari kepada Newstara.com pada Minggu sore, (04/10/2020) di Tarakan.

Fajar Mentari mengatakan, pihaknya sudah memberikan batas waktu yang bersangkutan untuk menghapus postingannya di media sosial (Medsos), yang dengan jelas memposting foto Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Cak Nanto dengan simbol Muhammadiyah lalu di tambah tulisan “Satu-satu terus merapat.. Berbagi kasih berbagi cinta IRAW ya IRAW no 2”.

“Jadi apapun bentuknya dan sesiapapun itu tidak boleh memberikan dukungan atas nama lembaga PM, yang pengurus struktural saja tidak boleh, apalagi yang bukan, apalagi ketua tim pemenangan calon kepala daerah, apalagi merangkap pengurus Parpol, apalagi lagi ketua Parpol, apalagi ada gambar simbol-simbol PM, terlebih lagi ada foto Ketua umum, Ketum pusat lagi. Bagi kami, ini seperti pelanggaran pasal berlapis ya,” ujar FM.

“Kalau pribadi Ketum yang diklaim sih tidak masalah, asal jangan membawa-bawa simbol Pemuda Muhammadiyah. Di gambarnya itu kan Ketum menggunakan jas almamater. Dan kata ‘Lanjutkan 2 Periodenya’ itu pas di bawah foto ketua. Itu didesain oleh tim ITE mereka,” ujarnya.

FM mengatakan persoalan ini adalah penggiringan opini dan kebetulan disiplin ilmu yang dipelajarinya selama ini adalah tentang linguistik. Dan menurutnya, dari kacamata forensik linguistik bahwa klaim psikolingustiknya disampaikan secara implisit.

“Klaim yang bukan fakta itu bohong. Satu kebohongan dapat menghancurkan seluruh reputasi dalam integritas. Integritas tanpa pengetahuan pasti lemah dan tak berguna, pengetahuan tanpa integritas pasti berbahaya dan mengerikan,” ucapnya.

Menurutnya, pihaknya dapat memaklumi jika perbuatan itu dilakukan oleh ‘orang umum,’ tapi yang bersangkutan adalah Ketua Tim Pemenangan salah satu Paslon, sehingga tentu akan menjadi image yang tidak baik bagi lembaga Pemuda Muhammadiyah.

“Kami merasa dirugikan, sebab perbuatan ini telah mencederai integritas lembaga kami yang tetap netral dan ini mencemarkan nama baik lembaga kami, bagi kami integritas merupakan aset yang paling penting dimiliki oleh suatu lembaga. Kekuatan sebuah bangsa itu bergantung pada integritas rumah tangganya. Memang benar bahwa integritas saja tidak akan menjadikan kita seorang pemimpin, tetapi tanpa integritas kita tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin,” ucapnya.

“Salah satu dari pihak kami telah mengingatkan untuk merivisinya, tapi tidak diindahkan, bahkan sampai hari ini postingan tersebut masih melekat. Padahal sebenarnya merevisi saja, itu tidak akan cukup untuk menghapus kesalahan suatu pihak yang punya niat jahat terhadap marwah lembaga kami. Bukannya menghapus, mengklarifikasi dan meminta maaf, malah terkesan sengaja dibiarkan. Sama sekali tidak ada itikad baik,” tutup FM.

Reporter: Aldi S

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Kaltara