Newstara.com TARAKAN – Ome alias Suryadi warga Kelurahan Juata Laut Tarakan ini disebut-sebut sebagai dalang dari pembakaran rumah salah satu petinggi pengurus DPD Partai Gerindra Kaltara, Amir Saroyan yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Karang Anyar Tarakan (Depan THM-Simpang 4 Tarakan) beberapa waktu lalu.
Hasil rekaman CCTV menunjukkan bahwa pembakaran yang disengaja dan dilakukan oleh seorang pria paruh baya dan belakangan diketahui bernama Saripuddin, diduga adalah orang yang tidak waras dan hidup terlunta-lunta di jalan alias gelandangan. Bahkan, saat didapat warga dan langsung menjadi bulan-bulanan hingga babak belur, untung saja Polisi cepat mengamankan tersangka dari amukan massa.
“Iya dia sempat menyebut nama saya sebagai orang yang menyuruh membakar rumahnya bang Amir Saroyan,” tutur Ome kepada Newstara.com sesaat memberikan keterangan kepada penyidik Polres Tarakan pada Sabtu malam, (22/08/2020).
Ome menjelaskan bahwa dirinya sering memberi sedekah untuk kebutuhan makan hingga uang rokok Saripuddin karena kasihan atau iba melihat kondisi pria paruh baya tersebut, namun dirinya tidak pernah menyuruh yang bersangkutan untuk berbuat pelanggaran hukum. Apalagi, mantan Anggota DPRD KTT dan Kaltara Amir Saroyan itu adalah salah satu seniornya di Partai Gerindra.
“Tidak mungkin lah saya menyuruh orang membakar rumah bang Amir, apa motif saya, yang jelas saya sudah klarifikasi sama bang Amir juga, kemaren malam juga Ketua DPC Gerindra bang Rudi sama bang Ibnu juga sudah menengahinya,” ucap Ome.
Ome menceritakan, dirinya sama terkejutnya saat namanya disebut-sebut sebagai dalang pembakar rumah Amir Saroyan. Namun, saat di kantor polisi sempat ditanyakan motif penyebutan nama tersebut. Dan Saripuddin mengakui bahwa menyebut nama Ome dari Utara karena terkenal dan sering memberinya uang.
Hingga berita ini diturunkan, Polisi sudah mengamankan Saripuddin si pelaku pembakaran rumah Amir Saroyan, dan tengah mendalami kasus atau motif lainnya. Namun, dugaan sementara si pelaku memiliki gangguan mental dan jiwa.
Reporter : Aldi S
