Newstara.com TARAKAN – Ketua Panitia dan Penanggung Jawab Industri of Creatifity Tarakan 2020, Fachry Danny Arifin akhirnya menyetujui kesepakatan awal dan usulan dari berbagai Organisasi Pemuda dan Masyarakat, KNPI Tarakan, MUI Tarakan, Pemuda Muhammadiyyah dan lainnya. Ada 4 point penting yang menjadi kesepakatan tersebut, antara lain berkaitan dengan tema dan logo, tanggal pelaksanaan, tepung warna, hingga zumba.
Fachry menjelaskan empat poin tersebut yakni mengubah nama dan tema kegiatan yang semula menggunakan Indonesia Color Run (IDCR) menjadi Industri of Creatifity Tarakan 2020, bubuk warna-warni yang semua dinilai sebagai perayaan salah satu kebudayaan asing juga sudah dihapus dalam rundown kegiatan, tanggal pelaksanaan yang sebelumnya bersamaan dengan hari perayaan LGBT, kini di ubah menjadi 28 dan 29 Maret 2020, persoalan zumba hingga tempat pelaksanaan yang harus berkonsultasi lagi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.
“Kalau untuk tempat kami tidak masalah apakah pindah dari Taman Berkampung atau tidak, namun saya harus konsultasi lagi sama Pemkot, dan untuk yang lainnya sudah kami ubah dan hapus,” tutur Fachry Danny Arifin saat jumpa pers pada Jumat sore, (14/02/2020) di Tarakan.
“Tanggal pelaksanaan kami mundur satu bulan, jadi bulan Maret kami ambil di tanggal 28 dan 29, bubuk warna kami tidak masalah sudah dihapus yang sebelumnya di anggap sebagai budaya luar, karena bubuk warna itu hanya sebagian kecil dari rangkaian acara kita,” tambahnya.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada instansi dan pihak-pihak terkait yang sudah menyumbangkan pikiran hingga tenaga dengan memberikan masukan yang positif, dan sangat membangun untuk kita untuk membuat serta juga belajar lebih banyak lagi,” tutupnya.
Fachry menjelaskan saat ini peserta yang sudah mendaftar dan membeli tiket sudah mencapai 500-an, namun karena adanya perubahan konsep dan lainnya. Dan jika ada peserta yang ingin minta dikembalikan uangnya atau tetap berlanjut maka tetap dilayani oleh panitia penyelenggara.
“Mau refund maka kami layani, kalau peserta mau tetap lanjut ya nggak pp, kan masih banyak acara-acara menarik lainnya seperti kita menghadirkan kesenian daerah yang dipadukan dengan sentuhan modern dan sangat menarik, juga banyak konsep-konsep lain yang saya kira sangat menarik kegiatan ini, karena benar-benar kegiatan kreatif tanpa mengesampingkan budaya lokal dan kepercayaan,” tutupnya.
Sementara, Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Tarakan, Fajar Mentari menyebutkan panitia harus segera berkoordinasi terkait empat poin perubahan tersebut kepada sejumlah OKP, KNPI, MUI hingga Pemuda Muhammadiyah. Sehingga, bisa mendapatkan dukungan terutama yang banyak memberikan masukan terkait rundown acara tersebut.
FM mengatakan pada prinsipnya selaku pemuda Muhammadiyah selalu membuka pintu bagi siapapun yang punya iktikad baik dan panitia juga sudah bersedia untuk mengubah dan memperbaiki konsepnya dengan apa yang menjadi dasar penolakan OKP sehingga pada intinya tidak mempersoalkan lagi kegiatan tersebut.
“Tidak ada alasan kami untuk menolak kegiatan tersebut, karena toh panitia sudah punya itikad baik untuk mengubahnya dan saya tidak bisa mengatakan secara keseluruhan rundown acaranya sudah baik atau buruk, dan kita juga harus berpikir objektif dan bijak menyikapi perihal ini, sehingga keputusan Pemkot dan Kepolisian yang bisa memberikan ijin agar dapat terlaksana kegiatan tersebut,” tutup FM.
Reporter: Aldi S
