Newstara.com TARAKAN – Menjelang makin dekatnya pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Musywil) II Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kaltara yang diselenggarakan pada tanggal 1 Maret 2020, memunculkan sekitar 34 Kandidat yang siap bertarung. Hal ini dinilai sebagai bagian dari dinamika yang berkembang dan sangat baik untuk kemajuan Demokrasi di tubuh Pemuda Muhammadiyah Kaltara.
Namun bagi Bro Fandi, Sapaan Akrab Afandi Kamaruddin bahwa ini selain merupakan fenomena kebangkitan Pemuda Muhammadiyah Kaltara, juga sebagai momentum estafet kepemimpinan. Sehingga dirinya merasa perlu memberikan ruang bagi Kader-kader PM yang lebih potensial membawa perubahan.
“Saya juga berkaca pada peluang kandidat lain akan tertutup jika saya memaksakan tetap maju, sehingga lebih bijak jika saya hanya sebagai penengah dan pemerhati perhelatan Musywil kali ini,” ucapnya.
Sekretaris Umum PBSI Kaltara dan juga menjabat sebagai Ketua BM PAN Tarakan ini juga punya pandangan lain soal pengelolaan pemuda kedepan, dimana majunya Pemuda Muhammadiyah Kaltara terletak pada rasa memiliki setiap kader itu sendiri, sehingga keterlibatannya tidak hanya menjelang Musywil atau hajatan lain, namun tetap hadir dihati setiap kader yang selalu siap setiap di butuhkan oleh Pemuda Muhammadiyah.
“Sehingga yang ada adalah panggilan hati, bukan karena panggilan kepentingan karena dia Mewanti-wanti soal isu yang berkembang tentang pengkondisian peserta Musywil yang di arahkan pada salah satu kandidat agar perlu dihindari, bahkan jangan diberi ruang. Apalagi momentum Musywil berdekatan dengan perhelatan Pemilukada 2020 hal ini riskan dimasuki kepentingan tertentu.
Bro Fandi juga tak lupa menyoroti beberapa Calon yang tidak memenuhi syarat formil kekaderan dalam tubuh PM, yang oleh beberapa orang dalam Panlih dan SC dipersoalkan, tapi menurutnya perlu di luruskan agar tidak menjadi bias dikemudian hari.
“Jadi ada istilah baru menurut pandangan saya soal penyebutan kader dalam Muhammadiyah yang sebelumnya hanya ada 2, yakni Kader Idiologis dan Kader Biologis. Namun yang sekarang ada adalah di namakan Kader Aksesoris. Kader Aksesoris ini adalah kader yang belum di kader namun mau bergabung dan bangga menjadi bagian dari Pemuda Muhammadiyah lalu dia menyatakan siap mengikuti perkaderan,” tuturnya.
“Terakhir sebagai bagian dari proses Musywil II PWPM 2020, dirinya berharap agar Panlih bisa lebih akomodatif terhadap calon-calon yang disebutnya sebagai kader aksesoris,” tutupnya.
Reporter: Aldi S
