Connect with us

Nasional

Gempa Katastrofe, Pulau Jawa Berpotensi Terbelah Dari Jawa Barat Hingga Jawa Timur

Peta Sesar Lembang yang ditandai garis merah. (Ft. Dok)

Newstara.com JAKARTA – Sejumlah para ahli tanah air yang tergabung dalam Pusat Gempa Bumi Nasional Jawa Barat melakukan sejumlah pemetaan atau kajian sesar Lembang Jawa Barat, dan menjadi salah satu acuan adanya perubahan tata ruang wilayah, laporan kajian tersebut sudah di publikasikan oleh jurnal Tectonophysics.

Sekedar informasi, Jurnal Tectonophysics merupakan sebuah catatan yang dipublikasikan terkait penelitian asli yang berdampak tinggi dan ulasan di bidang kinematika , struktur , komposisi , dan dinamika bumi padat di semua skala dan sektor. Tektonofisika secara khusus mendorong penyerahan makalah berdasarkan integrasi banyak metode geofisika, geologi, geokimia, geodinamik, dan geotektonik.

Mudrik R Daryono dan tim melaporkan bahwa kajian sesar Lembang memiliki jalur sesar yang telah dipetakan dengan baik, termasuk kekuatan maksimal gempa yang akan dihasilkan sehingga informasi tersebut sudah cukup dijadikan referensi apabila terjadi bencana gempa bumi di masa yang akan datang. Selain itu, bisa juga jadi landasan untuk dilakukan mitigasi bencana atau tindakan untuk mengurangi dampak bencana di sepanjang sesar Lembang.

“Peta jalur sesar dibuat dengan peta berbasis LIDAR (Light Detection and Ranging) beresolusi 90 centimeter, dan penelitian itu merupakan hasil kerjasama dan dibiayai oleh Australia senilai Rp 700 juta,” tulis Daryono, selaku peneliti geologi Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Saat ini, tengah dilakukan penelitian lanjutan untuk memetakan sesar di regional Jawa, termasuk kota besar seperti wilayah DKI Jakarta yang akan turut berdampak. Namun, karena cakupannya sangat luas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Bahkan, dalam Journal of Geodynamics yang di susun oleh peneliti Endra Gunawan dan Sri Widiyantoro mencakup kajian terkait aktivitas sesar di kota-kota besar tersebut.

Penelitian sesar di Jawa terkendala biaya karena Daryono bersama tim dari Pusat Gempa Bumi Nasional tengah mencari jalur sesar di Jawa. Mereka hanya memakai peta gratis dengan resolusi 30 meter. Selain itu, juga peta dari Badan Informasi Geospasial dengan resolusi 8,5 meter. Namun, peta tersebut masih belum bisa mengidentifikasi area seperti Jakarta.

“Untuk memetakan sesar di Jakarta diperlukan peta dengan resolusi 1 meter seperti peta LIDAR, peta yang sama yang digunakan untuk memetakan sesar Lembang,” ucap Daryono.

Manurutnya, permukaan atau morfologi Jakarta sulit dilihat karena banyaknya vegetasi dan padatnya bangunan. Sehingga pemetaan hanya bisa dilakukan minimal dengan peta beresolusi 1 meter seperti LIDAR. Saat ini pihaknya telah mengajukan dana riset kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk meneliti sesar aktif di Semarang, namun mendapatkan penolakan.

“Kita ketahui bahwa sesar atau patahan tersebut berada di sepanjang tengah Pulau Jawa,” ujarnya.

Sementara, Pakar Kebumian dan Bencana dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), Amien Widodo menyebutkab bahwa patahan yang ada memanjang di sepanjang tengah Pulau Jawa, yang terbentang dari Surabaya, Jombang, Cepu, Semarang hingga ke Lembang Jawa Barat.

“Dana belum bisa turun karena tak ada tanggapan dari pemerintah, tak perlu ada pemetaan karena itu hanya kajian. Bahkan, sebagian kalangan menilai penelitian yang dilakukan banya dianggap mengganggu investor dan dianggap berita bohong (hoax). Padahal, Bank Dunia telah menyarankan bahwa perlu ada mitigasi bencana,” tegas Amien Widodo.

“Penelitian dan pemetaan harus dilakukan sehingga dapat mengantisipasi bencana besar akan terjadi, salah satunya adalah bencana yang terjadi pada tahun 1699,” tambahnya.

Sebelumnya, penelitian yang dilakukan Ngoc Nguyen dan tim Australian National University pada tahun 2015, bahwa gempa-gempa di Jawa bisa memicu kerusakan yang besar dan fatal. Bahkan, bencana katastrofe yang terjadi pada tahun 1699 dapat terulang dan akan memakan korban jiwa hingga mencapai 100 ribu orang.

“Semoga saja penelitian bisa mendapat dukungan penuh dari pemerintah, termasuk modal untuk bisa memetakan dengan rinci sesar atau patahan di Jawa. Hal ini adalah bagian dari mitigasi bencana sehingga korban jiwa bisa diminimalkan,” tulis Amien Widodo.

Hasil Telusuran Newstara.com bahwa Patahan Lembang atau Sesar Lembang adalah sebuah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Patahan ini memanjang dari wilayah Padalarang hingga Gunung Batu yang kira kira memiliki jarak sekitar 29 Km, namun sebagian kalangan menilai dampaknya akan mempengaruhi pulau jawa mulai dari Surabaya hingga ke Jawa Barat. (***)

Sumber : IDNTimes.com dan Jurnal Tectonophysics

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Nasional