Newstara.com TARAKAN – Duo petahana Gubernur Kaltara aktif H Irianto Lambrie dan Wakil Gubernur aktif H Udin Hianggio, yang diprediksi maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2020 sebagai lawan. Dimana periode sebelumnya, keduanya dinyatakan unggul dari rivalnya dan terpilih memimpin Kalimantan Utara. Namun, kali ini keduanya berpisah dan mencari jalan masing-masing menuju kursi nomor satu di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Ada yang menarik dalam kontestasi politik kali ini, karena H Hafid Achmad yang diprediksi berbagai kalangan sebagai lawan yang tangguh. Justru terganjal dengan keputusan MK dan produk turunan KPU terkait ada jeda waktu 5 tahun bagi mantan terhukum, untuk maju dalam Pilkada 2020 kali ini. Alhasil, lumbung suara H Hafid Achmad yang juga mantan Bupati 2 periode itu sepertinya akan memberikan dukungannya kepada salah satu kandidat yang muncul dalam Pilgub Kaltara 2020.
Fajar Mentari, pengamat Medsos dan politik Kaltara menyebutkan prediksi berbagai kalangan akan ada 3 nama yang muncul yakni H Irianto Lambrie, Jusuf SK dan H Udin Hianggio. Ketiga kandidat tersebut, salah satunya akan diserahterimakan lumbung suara H Hafid di Nunukan. Namun, dari ketiga kandidat tersebut yang paling berpeluang adalah H Udin Hianggio dan alternatif kedua adalah JSK.
“Haji Udin Hianggio berpeluang besar mendapat limpahan suara pak haji Hafid, karena ada kedekatan dari sisi ke partaian dan kemaren kita lihat di medsos sudah mencair suasana kedua tokoh Kaltara tersebut dan itu dibuktikan dengan pertemuan pada akhir Desember 2019 lalu, saya yakin pertemuan itu akan berlanjut bila pak Haji Udin mendapat mandat rekomendasi dari Hanura, artinya ada pertemuan kedua dan ketiga untuk membahas secara tekhnisnya,” ucap FM kepada Newstara.com pada Minggu pagi, (05/01/2020) di Tarakan.
FM mengatakan Kabupaten Nunukan secara keseluruhan memiliki peranan penting untuk memenangkan kontestasi politik di Pilgub Kaltara 2020, karena sistem politik di lapangan telah terstruktur. Jika memegang tokoh yang kuat, infrastruktur yang cukup dan tepat guna, maka dapat merubah peta politik Kaltara.
“Saat ini di lapangan kita lihat H Irianto Lambrie masih cukup kuat di Nunukan, Bulungan, Tarakan sebagian, namun jangan lupa jika pak H Udin Hianggio sudah mengumumkan Wagub nya yang sudah teruji dan punya peranan penting di Kaltara, apalagi misalkan mendapat dukungan dari tokoh-tokoh besar se Kaltara, selesai bola-bola akan saya pastikan kalah pak Ir,” ucap FM kepada Newstara.com
Alternatif kedua, Paslon Jusuf SK yang kabarnya akan berpasangan dengan H Latinro Latunrung. Juga mempunyai peluang besar untuk meraih suara di Nunukan, Tarakan, Bulungan. Sebagian KTT dan Malinau. Karena, pendekatan dari sisi kesukuan masih yang utama untuk dilakukan, lalu ditambah dengan kekuatan infrastruktur yang memadai serta bergabungnya beberapa tokoh yang punya andil atau peranan suara besar di Kaltara maka menjadi poin tersendiri.
“Jadi begini saya lihat ada 3 balon yang muncul dan sangat menarik. Kita lihat pak Haji Udin punya massa militan namun pemetaannya masih buram, indikasinya mereka belum membuka petanya atau memang belum mereka susun, pak H Latinro dan JSK punya bagian tersendiri, mereka pegang data-data terstruktur, mereka membangun struktur waktu Pileg dr Ary kemaren cukup cantik namun kelemahannya di Nunukan, seandainya terstruktur disana maka Ary bisa menang tipis dari Arka di Pileg DPR RI kemaren,” tuturnya.
“Nah, jika pak JSK berpasangan dengan H Latinro, ini massa H Latinro di Nunukan ibarat macan tidur yang menunggu untuk digerakkan, jangan salah ya karena H Latinro itu waktu kita belum lahir saja, beliau ini sudah menjadi pelopor orang yang membuka akses jalan perdagangan lintas batas dua negara perbatasan, jadi jangan anggap enteng H Latinro, saya yakin perannya akan besar di Nunukan, ditambah dengan modal yang kuat maka dalam waktu 3 bulan saja saya yakin bisa terbangun struktur
pemilih di Nunukan, menarik kan,” tambah FM.
Sementara, kandidat H Irianto Lambrie yang memiliki kedekatan personal dari lintas partai dan tokoh muda di Nunukan. Kedekatannya dengan salah satu tokoh seperti H Irwan Sabri dan H Dani, namun saat Partai Demokrat Kaltara memberikan dukungan ke kandidat lain, maka dipastikan kedua tokoh tersebut tidak akan membantu H Irianto Lambrie. Karena resiko atau ongkos yang dibayar terlalu mahal, yang berujung pada sanksi PAW atau pemecatan.
Jika H Irianto Lambrie mengambil langkah kubu H Hafid Achmad di Nunukan, maka nilai tawarnya adalah salah satu keluarganya harus menjadi Cawagub berdampingan dengan H Irianto Lambrie di Pilgub Kaltara. Inilah salah satunya yang membuat petahana Gubernur aktif dengan paslon H Latinro-JSK dianggap menggarap suara di lumbung yang sama.
“Mengambil wakil dari Nunukan atau Tarakan, sama-sama ada plus minusnya, dan tagline gerakan ‘Ganti Gubernur Kaltara’ itu sangat masif dan menggerus suara beliau, di daerah lain tidak terlalu besar tapi berbeda dengan Tarakan, ini juga pak Gub harus hati-hati memilih wakil karena salah langkah bisa skak matt,” ucap FM.
Reporter: Aldi S