TANA LIA – Sebanyak 22 juta kubik perhari (MMSCFD) Liquefied Natural Gas (LNG) bakal diproduksi PT Kayan LNG Nusantara. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum ketika melihat langsung progress pembangunan kilang pengolahan gas alam cair di Desa Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung.
“Selain itu, kilang ini juga akan memproduksi elpiji yang diperkirakan 400-500 ton per bulannya. Tentu saja ini cukup besar bagi Kaltara,”jelas Gubernur, Senin (7/3/2022).
Gubernur menyebut, kehadiran mini LNG pertama di provinsi termuda ini dapat memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan di daerah setempat. “Dampak yang tidak langsung bagi daerah sekitar biasanya hingga tiga kali lipat dari nilai investasi,” terangnya.
Nantinya, PT Kayan LNG Nusantara akan membeli gas dari PT Pertamina dan PT Medco E&P untuk diolah menjadi LNG. Kemudian dikirim ke Kota Tarakan menggunakan ISO Tank untuk diekspor. Gubernur melihat adanya rantai pasok yang cukup sehingga dapat memicu perekonomian di Kaltara.
“Dampak APBD kita terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah kurang lebih 23 persen. Jadi 77 persen pertumbuhan ekonomi kita itu bergantung pada dunia swasta,”terangnya.
Karena itu, Gubernur meminta kepada Bupati Tana Tidung untuk memberikan fasilitas kemudahan bagi semua investor yang ingin melakukan kegiatannya. Pasalnya, saat ini semua daerah saling berebut menggaet investor. Di mana daerah yang memberikan kemudahan pasti menjadi tujuan utama investor.
“Apabila ada permasalahan antara masyarakat dengan calon investor. Kita sebagai pemerintah harus dapat menyelesaikan persoalannya. Agar para investor tetap dapat berinvestasi di daerah kita. Saya yakin dengan geraek cepat dan niat yang tulus, semua persoalan yang dihadapi, Insya Allah akan teratasi,”terangnya.
Selain itu, Gubernur juga meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas agar ikut membantu memperhatikan proyek tersebut. Utamanya dalam hal perizinan. Sebab, ke depannya LNG tersebut dapat diekspor sehingga akan menambah devisa negara.
“Pembangunan kilang pengolahan gas alam cair ini mempunyai risiko tinggi, sehingga bupati dan jajarannya dapat membantu menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak mendekati areal kerja,”jelasnya.
LNG adalah gas metana dengan komposisi 90 persen metana (CH4) yang dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius. Sebelum proses pencairan, gas harus menjalani proses pemurnian terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan senyawa yang tidak diharapkan seperi CO2, H2S, Hg, H2O dan hidrokarbon berat. Proses tersebut akan mengurangi volume gas menjadi lebih kecil 600 kali. Penyusutan ini membuat LNG mudah ditransportasikan dan dalam jumlah yang lebih banyak.
LNG ditransportasikan melalui kapal-kapal ke terminal-terminal LNG dan disimpan di tangki dengan tekanan atmosferik. Kemudian LNG dikonversi kembali menjadi gas dan disalurkan melalui sistem transmisi. (el.r/dkisp)