Newstara.com TARAKAN – DPD KNPI Kota Tarakan akan mengelar musyawarah kota (Muskot) pada tanggal 30 November 2019 mendatang, persiapan pun sudah berjalan hingga 90 persen untuk memilih Ketua DPD KNPI Kota Tarakan yang baru. Saat ini, tercatat ada sekitar 31 Organisasi Kepemudaan (OKP) dan satu orang calon tunggal yang akan maju sebagai kontestan calon Ketua DPD KNPI Kota Tarakan periode 2019-2022 mendatang.
Ketua KNPI Kota Tarakan (Karateker) Akbar Syarief mengatakan bahwa jelang muskot sudah ada satu nama yang muncul yang akan dicalonkan sebagai ketua definitif, yakni atas nama Erik Hendrawan dan ada sekitar 31 OKP yang tercatat akan memberikan suaranya.
Namun, hingga H-1 mendatang pihaknya tetap masih menunggu partisipan keikutsertaan OKP yang terdaftar di Kesbangpol Tarakan maupun KNPI serta calon Ketua sehingga bila lebih dari satu nama calon ketua maka demokrasi dalam sebuah organisasi akan tercipta dengan baik.
“Acara tinggal menunggu hari pelaksanaan dan progres sudah 90 persen juga kita dapat laporan dari ketua panitia pelaksana bahwa sudah ada kurang lebih 31 OKP yang mendaftar sebagai peserta muscab ke-10 ini, yang saya harapkan juga bahwa OKP segera mendaftar ke panitia untuk keikutsertaan mereka, dan juga saya lihat baru satu kandidat yang sudah bersilaturahmi dan komunikasi dengan saya dan saya menunggu yang lain lagi,” ujar Akbar Syarief kepada Newstara.com pada Kamis sore, (28/11/2019) di Tarakan.
“Saya berharap ada teman-teman pemuda lainnya untuk mencalonkan diri dan sangat kami harapkan untuk berkontribusi, karena kami hanya memberikan sarana dan prasarana sesuai dengan instruksi Ketua KNPI Kaltara bang Komaruddin untuk kembali menjalankan roda organisasi yang sebelumnya sempat vakum, kami harap para pemuda KNPI memperlihatkan kedewasaan demokrasinya,” tambahnya.
Akbar mengatakan, dari 31 OKP yang mendaftarkan diri ke panitia Muskot DPD KNPI Tarakan ke-10 ini, hanya sekitar 10 OKP yang terdaftar di Kesbangpol Kota Tarakan. Dan diharapkan, OKP tersebut dapat segera memperbaharui SK dan struktur kepengurusannya sehingga dapat mengikuti Muskot dengan tertib administrasi.
“Kecuali organisasi yang memang tidak ada, jadi kita patahkan asumsi-asumsi atau opini bahwa ada peternakan OKP dan pada Muskot ke-10 ini kita upayakan memang benar-benar organisasi yang berjalan sesuai dengan yang diharapkan, kita mulai memperbaiki lagi. Tidak perlu lah kita melihat masa lalu itu dan sekarang kita melihat masa depan terkait adanya perkataan-perkataan teman-teman yang kurang enak itu, maka kita benahi lah,” ucapnya.
Akbar sendiri belu mengetahui apakah pemerintah melalui Kesbangpol hanya mengakui 10 OKP tersebut atau seluruhnya yakni sebanyak 31 OKP tersebut yang akan mengikuti Muskot KNPI Tarakan ke-10. Namun, secara keorganisasi kepemudaan bahwa 31 OKP tersebut setidaknya harus memverifikasi aturan-aturan seperti pemberitahuan adanya pergantian pengurusan internal dan dilampirkan SK yang terbaru.
“Kita sudah membuka pendaftaran kandidat dan OKP ini sejak tanggal 22 November 2019 lalu, cuma saya lihat kurang mendapat respon, saya nggak tahu tiba-tiba seminggu terakhir ini banyak yang menghubungi kita untuk mendaftar OKP-nya, ibarat kapal yang tenggelam tidak harus ditinggalkan begitu saja, justru kami akan mengangkat kapal itu dari dasar laut hingga muncul ke permukaan untuk berlabuh, begitu juga OKP-OKP itu kita sebenarnya akan merespon positif apa-apa yang mereka belum ada nanti,” tuturnya.
Reporter: Aldi S