Newstara.com TARAKAN – Anggota DPR RI H. Latinro Latunrung yang disebut-sebut masuk dalam bursa Calon Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) periode 2020-2025, ternyata memiliki beberapa investasi pada sektor energi kelistrikan di tanah kelahirannya. Bahkan, kunjungannya ke Kota Tarakan dan bertatap muka langsung dengan sejumlah anggota HIPMI Tarakan untuk melihat perkembangan dan potensi investasi yang bisa dilakukannya di Kaltara.
Sekedar informasi, H Latinro merupakan pemiliki dari perusahaan penukaran uang asing PT Haji Latunrung AMC yang memiliki cabang hampir disejumlah penjuru negeri. Sementara, pada bisnis sektor energi baginya cukup menarik karena pasar yang jelas, dan hanya mengintensifkan kerjasama dengan PT PLN Persero yang siap membeli produksi listrik dari pembangkit miliknya.
Sebelumnya, H Latinro Latunrung saat menjabat sebagai Bupati Enrekang selama dua periode, dirinya menjadi penggagas pengembangan Proyek Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pedesaan, alhasil ribuan rumah yang terdiri dari puluhan desa di Enrekang menjadi terang benderang listrik 24 jam. Program itulah yang mengantarkannya menjadi kepala daerah terbaik bersama puluhan kepala daerah lainnya di Indonesia.
Saat disinggung ketertarikannya untuk investasi di Kaltara, dirinya tidak menampik dan mengatakan bahwa setiap daerah baik di Tarakan dan Kabupaten lainnya memiliki potensi yang besar. Bahkan, jika diminta maka dirinya siap melakukan investasi di sektor kelistrikan.
“Jika itu memungkinkan, dan diminta maka kita siap investasi energi kelistrikan di sini, (Kaltara,red), karena memang krisis listrik ini hampir terjadi diseluruh daerah di Indonesia, kita invest bisa energi listrik pembangkit air, angin, batubara, apa aja bisa, tapi memang investasi yang bagus itu PLTA,” ucapnya.
Namun, informasi yang diterimanya bahwa saat ini sudah dibangun PLTA Sungai Kayan dan akan beroperasi secara penuh pada tahun-tahun mendatang, sehingga bekerja dengan maksimal maka Provinsi Kaltara akan defisit listrik.
“Saya kira kalau PLTA Kayan sudah maksimal beroperasi, tentu masyarakat Kaltara sudah tidak krisis lagi, mudah-mudahan itu cepat selesai yah,” tuturnya.
Sekedar informasi, Provinsi Kaltara masuk dalam sejarah sebagai lokasi pembangkit berbasiskan tenaga air (hidro) terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara yang diberi nama PLTA Hydropower 1-5 Sungai Kayan.
Pembangkit Hydropower Sungai Kayan memiliki kapasitas 9.000 Megawatt (MW) dan mega proyek itu ditargetkan tuntas pada tahun 2024 mendatang, yang terdiri dari unit dengan nilai investasi beragam dan rentang biaya pembangunannya mencapai USD 2,3-2,7 juta per MW. Total kapasitas PLTA ini adalah 9.000 MW yang artinya secara keseluruhan menelan biaya USD 20,7 miliar-USD 24,3 miliar (Kurs Rp 14.000/USD) maka investasinya bisa mencapai Rp 289,8 triliun hingga Rp 340,2 triliun.
Reporter: Yoko Handani