Newstara.com TARAKAN – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Utara, Fajar Mentari secara tegas menolak dikatakan lembaganya mendukung Pasangan Calon (Paslon) Irianto Lambrie-Irwan Sabri (IRAW). Bahkan, tokoh pemuda yang di kenal kritis ini mengembalikan uang sumbangan Irianto Lambrie sebesar Rp. 20 juta, yang sebelumnya telah diberikan kepada Panitia Penyelenggara Pelantikan Pengurus PW Pemuda Muhammadiyah Kaltara pada pekan lalu.
“Saya mewakili PP-PM telah mengembalikan bantuan sumbangan dana Paslon Iraw, sehingga saya minta kepada kanda Syamsuddin Arfah (SA) untuk segera menghapus postingan yang terkesan mengklaim bahwa lembaga kami telah mendukung paslon IRAW. Jangan hanya karena memberi bantuan senilai itu, lalu sesukanya memposting terkait lembaga kami, apalagi membawa-bawa foto Ketua Umum PP-PM,” tutur FM kepada Newstara.com pada Senin sore, (12/10/2020) di Tarakan.
“Pemuda Muhammadiyah tidak dibenarkan ikut serta dalam politik praktis dan sedari awal saya pribadi sudah meragukan sumbangan itu ikhlas atau tidak. Dan wajar saja jika saya berasumsi demikian karena menurut informasinya bahwa yang bersangkutan sempat marah dan meminta uangnya kembali pada saat background terdapat seluruh foto Paslon,” sambungnya.
FM mengakui bahwa seluruh paslon diberikan waktu yang sama dalam menyampaikan orasi politiknya hingga program kerja pada saat terpilih kelak kepada kader Pemuda Muhammadiyah Kaltara, sehingga pada saat 9 Desember 2020 nanti tidak salah dalam memilih. Namun, sikap petahana yang mempermasalahkan adanya foto kandidat lain dalam backdrop panggung mengindikasikan pemberian sumbangan yang diduga tidak ikhlas.
Menurutnya, jika memang niatnya ikhlas memberikan sumbangan maka seharusnya postingan Ketua Tim Pemenangan IRAW, Syamsuddin Arfah segera menghapusnya karena telah menimbulkan polemik dan gesekan di internal PW-Pemuda Muhammadiyah Kaltara.
“Kalaupun mungkin kanda SA gengsi untuk meminta maaf, minimal hapuslah postingannya. Sederhana kok solusinya, tapi seberat itukah untuk menghapus postingan? Terbersit seperti sengaja menantang secara langsung,” ujarnya.
Dari awal kami sepakat agar PW-Pemuda Muhammadiyah tidak digiring ke ranah politik praktis, artinya termasuk tidak boleh ada pengklaiman atas lembaga tersebut, namun terkait persoalan dukungan pribadi maka masih dianggap sah-sah saja.
“Saya juga sudah memberi ultimatum tegas kepada rekan-rekan di Pemuda Muhammadiyah Kaltara agar siapun Paslon yang mencoba mengklaim atas nama lembaga, maka saya adalah orang yang paling pertama kali yang akan ‘berteriak lantang’ tidak pilih merk, tidak pandang bulu, tidak ada urusan dengan siapa kamu, siapa dia, siapa kalian, siapa mereka, dan siapa saja,” ucap FM.
Sejatinya Muhammadiyah seperti kawah candradimuka, dan FM merupakan salah satu kader Pemuda Muhammadiyah yang telah di gembleng untuk tidak menjadi seorang pengecut, dibentuk untuk menjadi pribadi yang senantiasa gagah berani menyampaikan sebuah kebenaran dan bertanggung jawab.
“Selama postingan itu belum dihapus, maka selama itu pula saya terus memperjuangkan kehormatan lembaga saya,” ucap FM.
Menurutnya, PW Pemuda Muhammadiyah sampai saat ini masih memiliki harga diri serta memiliki rasa malu dan tetap melekat erat perasaan tersebut hingga saat ini, sehingga FM pun berharap bahwa seniornya di Muhammadiyah yakni Syamsuddin Arfah juga ikut memiliki perasaan yang sama dengan menghapus postingan tersebut.
“Saya memperjuangkan marwah lembaga sebatas hanya untuk mengatakan hitam jika itu adalah hitam. Sebab jika hitam saya katakan putih, itu pembohong. Dan bohongnya terlalu mencolok, karena hitam dan putih itu dua warna yang bedanya sangat kontras,” tutupnya.
Reporter : Aldi S