Connect with us

IslamNewstara

Ketika Amanah Sudah Dipundak, Tirulah Sifat Rasulullah SAW

Ketua DPW Partai Gelora Kalimantan Utara, Surya Yuniza. (Ft. Dok)

Adalah Rasulullah SAW manusia pengemban risalah kenabian. Manusia terpilih yang membawa titah cahaya umat diantara gelapnya kekufuran. Rasulullah SAW sang nabi penutup sekaligus penutup risalah agama tauhid yang dibawa para Nabi sebelumnya bukanlah keturunan raja dan bukan pula bangsawan.

Disaat ia menerima wahyu bergemetarlah sekujur tubuh beliau. Tak sanggup berkata dan menolak. Dimintalah membaca iqra’ namun dia seorang ummi. Lalu dituntunlah dengan Jibril as.

Rasulullah SAW sebelum diutus sebagai nabi, tutur dan perbuatannya dijaga Allah SWT. Digelarilah Al Amin sebagai orang yang dipercaya. Bekal inilah yang membuat orang disekitar beliau menerima tauhid.

Totalitas amanah yang sudah dipundak Rasulullah sebagai pembawa risalah tauhid dituntaskan oleh beliau. Sampai saatnya turun Ayat An Nashr sebagai surat terakhir yang diterima Rasul.

Ibnu Abbas ra. menjelaskan bahwa setelah Allah SWT menurunkan surat ini, Rasulullah memanggil anaknya Fatimah ra. Fatimah lalu menangis saat Rasulullah mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat. Lalu Fatimah tersenyum karena Rasulullah bersabda:

لاَ تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى لاَحِقٌ بِى

“Janganlah menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal menyusulku.” (HR. Ad Darimi dan Thabrani; hasan)

Amanah harus dituntaskan

Ketika Islam sudah masuk bahkan sampai ke lorong-lorong rumah sempit menandai bahwa Islam sudah menyebar dan berakhirlah tugas Nabi SAW. Ibrah dari perjuangan Rasulullah adalah tidak menyia-nyiakan amanat sebagai pemimpin umat, bahkan saat ajal beliau masih menyebut dan memikirkan umatnya.

Beratnya sebagai pemangku amanat sampai Imam Syafii’ berkata:

“Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.”

Dalam hadis Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, menjelaskan amanah dan menepati janji merupakan salah satu sifat orang beriman, ia berkata:

“Tidaklah Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah kepada kami, melainkan beliau bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki (sifat) amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya”. As Silsilah as Shahihah, karya al Albani (1332-1420 H), Maktabah al Ma’arif, Riyadh.

Sejatinya sebagai umat Rasulullah kita bisa meneladani sifat beliau, utamanya sifat amanah adalah nilai mulia yang dipesankan kepada umatnya. Apapun amanat yang kita emban seharusnya dijalankan dan dituntaskan dengan baik.

Surya Yuniza
Ketua DPW Partai Gelora Kalimantan Utara

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in IslamNewstara