Newstara.com TARAKAN – Tim Koalisi Partai Politik (Parpol) pemenangan Zainal A Paliwang – Yansen TP optimis meraih kemenangan 52%. Angka kemenangan ini berdasarkan hasil survey dan pergerakan yang dilakukan tim beserta relawan yang solid hingga akhir pemenangan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan konsultan politik tim Ziyap, yakni Brand Politika pada 9-13 November 2020 lalu, sebanyak 39,4% responden tahu dan yakin pasangan Zainal-Yansen memenangkan Pilkada Kaltara 9 Desember 2020 mendatang.
Angka ini disebut sebagai angka kemenangan saat ini. Namun tim optimis, pada 9 Desember 2020 mendatang, kemenangan Ziyap mencapai 52%. Ini mengingat pergerakan tim yang semakin masif, ditambah dukungan masyarakat Kaltara yang semakin kuat dan terbuka.
Zainal-Yansen semakin mendapat dukungan, setelah masyarakat melihat program kerja yang memang dibutuhkan Kaltara, dengan slogan Membangun Desa Menata Kota.
Ditambah masyarakat yang menginginkan pemimpin baru cukup besar. Berdasarkan survey Brand Politika di November 2020, Irianto Lambrie diinginkan untuk kembali menjadi gubernur hanya sebesar 21,2%. Sementara 24% tidak menginginkannya kembali menjadi Gubernur, dan 54,8% menyatakan tidak tahu dan atau tidak menjawab (TT/TJ).
Sementara Udin Hianggio, masih di survey yang sama, diinginkan untuk menjadi Gubernur sebesar 23,6%. Sedangkan 16,2% tidak menginginkan kembali, dan 60,2% menyatakan tidak tahu dan atau tidak menjawab.
Karena besarnya keinginan masyarakat Kaltara untuk mendapatkan pemimpin baru melalui Pilkada 2020, sebesar 92,8% responden menyatakan akan datang ke TPS.
Sementara 1,2% menyatakan tidak akan ke TPS, dan 6% tidak tahu tidak jawab. Ini menggambarkan besarnya antusiasme masyarakat untuk terjadi perubahan di Kaltara.
Zainal-Yansen adalah satu-satunya pasangan calon yang bukan incumbent, sebagai pemimpin yang diharapkan dapat melakukan perubahan di Kaltara. Zainal yang merupakan mantan Wakapolda Kaltara, dinilai sebagai pemimpin yang tepat.
Mengingat Kaltara yang berbatasan dengan negara tetangga. Sementara Yansen adalah pemimpin yang sukses memimpin Malinau selama dua periode.
Sejak awal, pasangan Zainal-Yansen optimis menangkan pilkada. Awalnya, setelah melihat elektabilitas incumbent yang tidak lebih dari 50%. Survey pertama yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juli 2020 lalu, elektabilitas Iraw sebesar 35%, Udin-Undun 17,95% dan 9,32%, serta 37,73% yang tidak tahu tidak jawab.
Kemudian, survey Brand Politika pada September 2020, elektabilitas Iraw turun menjadi 23,6%, Udin-Undun turun 11% dan hanya Zainal-Yansen yang naik menjadi 17,2%.
Kemudian, di survey November 2020, terjadi perubahan yang cukup signifikan. Elektabilitas Iraw menjadi hanya 17,8%, Udin-Undun naik menjadi 19% dan Zainal-Yansen naik menjadi 22,4%.
Melihat progres ini, tim Zainal-Yansen optimis menang. Optimisme kemenangan ini ditambah dengan keyakinan responden bahwa pasangan Zainal-Yansen menang sebesar 39,4%.
Tim Ziyap menantang lembaga survei manapun, yang merelease angka hasil survey yang jauh berbeda dengan hasil survey Brand Politika, konsultan politik Zainal-Yansen.
Seperti LSI misalnya, yang menyatakan elektabilitas Iraw pada survey November 2020 sebesar 37,3%, Zainal-Yansen 23,9 %, dan Udin-Undun 19,6%. Angka ini sebenarnya hampir sama dengan hasil survey Brand Politika, khususnya elektabilitas Zainal-Yansen dan Udin-Undun.
Tapi anehnya pada Iraw, menjadi 37,3%, berbeda jauh dengan hasil survey Brand Politika hanya mana Iraw hanya 17,8%. Tim Zainal-Yansen menduga, LSI merekayasa hasil survey dengan menaikkan Iraw yang diambil dari pemilih yang belum menentukan pilihan (swing votter).
Tim Ziyap minta dilakukan audit atas hasil survei LSI, karena dianggap melakukan pembohongan publik. Brand Politika siap untuk dilakukan audit, yang dilakukan oleh Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), yang diketuai Direktur Eksekutif CSIS, Philips J Vermonte.
Reporter : Aldi S