Connect with us

IslamNewstara

“Musafir: Dari Masjid ke Masjid”

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)

Menjadi musafir memang tidaklah mudah. Meninggalkan ayah yang sudah sepuh, meski dalam keadaan sehat namun pemenuhan kebutuhan sehari-hari menjadi tantangan tersendiri dengan berani meninggalkannya demi perjalanan kali ini. Belum lagi, perbekalan yang terbatas merupakan kesulitan selanjutnya.

Jika bekal materi yang dibawa hanya secukupnya, maka bekal ilmu baik penting dipersiapkan termasuk terhadap ayah yang ditinggalkan yang semenjak sepeninggalan ibu menjadi terlihat banyak membaca buku yang tersusun di rak-rak.

Kali ini agak berbeda, ayah mewasiatkan beberapa do’a dalam bentuk terjemahan dan zikir sebagai bekal perjalanan saya kali ini. Setelah saya mengucapkan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad (2/403) tatkala meninggalkan keluarga Beliau yaitu “Aku menitipkan kalian kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.” beliau mengucapkan suatu do’a yang masyhur diucapkan keluarga yang sebagai yang bermukim yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (5/499): 

“Aku menitipkan agama, amanah dan penutup amalmu.”

Hal yang patut diperhatikan setiap kali meninggalkan kampung (halaman) dalam rangka safar “fii Sabilillah” adalah tidak adanya rasa angkuh namun justru kerendahan yang sungguh untuk mencari keutamaan (“fadhiilah”), Rahmat, dan kebaikan (“al-Khair”) dari sisi Allah.

Ketika meninggalkan kampung/desa dan memasuki desa lainnya, terdapat do’a sebagaimana diajarkan Rasul yang diriwayatkan oleh Hakim yang disajikannya sendiri dan adz-Dzahabi menyetujuinya (2/100).

“Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di permukaannya, Tuhan yang menguasai setan setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.”

Berikut beberapa do’a dan zikir lainnya sebagai bekal dalam suatu perjalanan atau safar tersebut di atas, baik belajar maupun dakwah/syiar yang dikutip dari Kitab yang sama berjudul Hishn Muslim karya Sa’id al-Qahthani, meski dalam versi terjemah kiranya dapat disempurnakan dengan versi original dan agar dapat diamalkan.

TAKBIR DAN TASBIH DALAM PERJALANAN

Dari Jabir , dia berkata: “Kami apabila berjalan menanjak, membaca takbir, dan apabila kami turun, membaca tasbih.” (HR. At-Tirmidzi, lihat Shahih At-Tirmidzi: 3/155).

DO’A MUSAFIR KETIKA MENJELANG SUBUH

“Semoga ada yang memperdengarkan puji kami kepada Allah (atas nikmat) dan cobaan-Nya yang baik bagi kami. Wahai Tuhan kami, temanilah kami (peliharalah kami) dan berilah karunia kepada kami dengan berlindung kepada Allah dari api Neraka.” (HR. Muslim: 4/2086, Syarah An-Nawawi: 17/39).

 DO’A APABILA SINGGAH DI SUATU TEMPAT, BAIK; DALAM BEPERGIAN ATAU TIDAK 

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk-Nya.” (HR. Muslim: 4/2080).

DO’A APABILA PULANG DARI BEPERGIAN

Bertakbir tiga kali, di atas tempat yang tinggi, kemudian membaca: (terjemah)”Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami kembali dengan bertaubat, beribadah dan memuji kepada Tuhan kami. Allah telahmenepati janji-Nya, membela hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan musuh sendirian” (HR. Bukhari: 7/163, Muslim: 2/980).

DO’A MASUK PASAR

“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmidzi: 5/291, Al-Hakim: 1/538, dan Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih Ibnu Majah: 2/21 dan Shahih At-Tirmidzi: 2/152).

TAKBIR DAN TASBIH DALAM PERJALANAN

Dari Jabir , dia berkata: “Kami apabila berjalan menanjak, membaca takbir, dan apabila kami turun, membaca tasbih.” (HR. Bukhari dengan Fathul Bari: 6/135).

DO’A MUSAFIR KETIKA MENJELANG SUBUH

“Semoga ada yang memperdengarkan puji kami kepada Allah (atas nikmat) dan cobaan-Nya yang baik bagi kami. Wahai Tuhan kami, temanilah kami (peliharalah kami) dan berilah karunia kepada kami dengan berlindung kepada Allah dari api Neraka.” (HR. Muslim: 4/2086, Syarah An-Nawawi: 17/39).

DO’A APABILA SINGGAH DI SUATU TEMPAT, BAIK; DALAM BEPERGIAN ATAU TIDAK

 “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk-Nya.” (HR. Muslim: 4/2080).

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in IslamNewstara