TANJUNG SELOR – Gubernur Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Drs H Zainal A Paliwang, SH., M.Hum mengapresiasi terlaksananya penandatangan nota kesepakatan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dengan PT Whitesky Facility dan Canadian Commercial Corporation (CCC), tentang Studi dan Pengembangan The Green AirPort Initiative di Provinsi Kaltara yang digelar pada Jumat, 11 November 2022 lalu, di Bali.
Hal tersebut disampaikan pria kelahiran 6 Desember 1962 itu dalam acara Caremony di The Maj Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (13/11/2022).
Hadir Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Perhubungan sekaligus CEO PT Whitesky Aviation, Denon B. Prawiraatmadja, serta President and CEO at Canadian Commercial Corporation (CCC), mr Robert Kwon.
Dalam sambutannya, pria yang mengawali karier sebagai Pamapa Polres Buleleng Polda Bali itu mengungkapkan, dengan terlaksananya penandatangan nota kesepahaman ini diharapkan dapat meningkatkan fasilitas dan infrastruktur Bandar Udara di Kaltara. Khususnya untuk mendukung pengembangan Mega Proyek Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) atau disebut juga KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi di wilayah Kabupaten Bulungan-Kaltara.
Zainal-sapaan akrab Gubernur Kaltara mengatakan, hadirnya Kawasan Industri yang ramah lingkungan di Kaltara menjadi terobosan yang sangat berarti bagi kemajuan infrastruktur dan ekonomi di Provinsi Kaltara.
Ia menjelaskan, sebagai provinsi termuda di Kalimantan yang memiliki luas hampir setengah pulau Jawa, saat ini Kaltara sedang gencar melakukan pembangunan.
“Karenanya kami sangat bersyukur dengan rencana pembangunan bandara kargo oleh Canadian Commercial Corporation (CCC) dengan bantuan dari Kadin Indonesia bidang Perhubungan. Atas nama pribadi dan masyarakat Kaltara kami mengucapkan terimakasih dan bersyukur atas rencana studi dan pembangunan bandara yang ramah lingkungan ini,” katanya.
Zainal juga menjelaskan bahwa saat ini daerahnya memiliki keunggulan dalam hasil budidaya perikanan seperti kepiting, ikan dan udang. Namun selama ini penjualan hanya secara tradisional. Diharapkan dengan adanya bandara khusus kargo ini dapat meningkatkan perekonomian di daerahnya.
Sementara mengutip dari laman KADIN Indonesia Bidang Perhubungan, dijelaskan bahwa rencana studi dalam pembangunan bandara di Kaltara ini dinilai sangat tepat dan diperlukan, terlebih provinsi ini memiliki sumber daya alam di bidang perikanan yang sangat luar biasa. Dengan adanya bandara ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor produk kelautan, dimana para akhirnya dapat meningkatkan perekonomian di Kaltara.
Hal ini diungkapkan oleh President and CEO Canadian Commercial Corporation, Robert Kwon pada acara Penandatangan Nota Kesepahaman bersama antara PT Whitesky Facility, Canadian Commercial Corporation, dan Pemerintah Provinsi Kaltara untuk melakukan studi dalam rangka pembangunan green airport, di Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022). Dimana kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari pertemuan lanjutan B20.
Dijelaskan juga oleh Robert bahwa Canadian Commercial Corporation merupakan lembaga pendanaan resmi dari Kanada, dan pihaknya membantu pembangunan yang mempunyai potensi bisnis ke depan. Konsen dari lembaga ini bukan hanya sekedar pembiayaan semata, namun membantu pengguna dan transfer teknologi yang diterapkan, yang dikhususkan pada teknologi yang ramah lingkungan. Seperti solar panel, hydro energi, dan lainnya. Dimana hal ini juga pernah dilakukan di beberapa negara seperti Kolombia.
“Saat melakukan studi dalam waktu dekat ini, nanti kami akan melihat secara langsung potensi apa saja yang bisa kami lakukan di Kaltara. Terutama dalam membangun green airport yang nanti untuk mendukung ekspor dan impor hasil dari sumber daya alamnya, yaitu produk kelautan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/11/2022).
Robert juga mengatakan dari informasi awal yang didapatnya bahwa hasil kelautan dari Kaltara belum dioptimalkan dalam pemasaran dan pengemasan, sehingga banyak yang dijual secara mentah ke negara lain. Dan untuk ini Canadian Commercial Corporation dapat membantu mulai dari penangkapan ikan, pembudidayaannya, pengemasan hingga pengiriman hasil kelautan ini ke negara lain.
Ia menambahkan pada kerja sama yang telah dilakukan Canadian Commercial Corporation tidak hanya membangun bandara semata namun juga membantu memberikan teknologi kebandarudaraan yang ramah lingkungan dan efisien, bukan hanya sekedar membangun bandara yang besar namun memiliki pembiayaan yang mahal.
“Dalam studi yang akan kami dilakukan benar-benar sesuai dengan model bisnis yang mendukung kegiatan ekspor dan impor produk kelautan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perhubungan, Denon Prawiraatmadja mengatakan bahwa pihaknya merespons dengan cepat rencana pembangunan bandara khusus kargo ini dengan mendatangkan investor dari Kanada dengan pola kerjasama Closed Loop. Kerja sama yang dimaksud ini adalah melibatkan nelayan untuk bisa bekerjasama dalam membudidayakan produk kelautan. Selain itu, Closed Loop program initiative merupakan salah satu visi Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dalam mendorong UMKM di Indonesia.
“Dengan model ini kita juga ingin membangun kemampuan dari para nelayan, mulai dari penangkapan ikan yang modern dan ramah lingkungan, pengemasan hingga pemasaran yang lebih baik dengan mengoptimalkan fungsi bandara untuk pengiriman. Diharapkan dengan ini semua dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan di Kaltara,” katanya.
Denon juga berharap pada tahun 2024 studi dan profile investasi sudah dapat diimplementasikan di Kaltara, sehingga hal ini dapat mendukung pembangunan ekonomi daerah tersebut. Dan pihaknya juga berharap pada tahun 2024 di Kaltara sudah berdiri dan beroperasi green airport dengan pembiayaan dari investor Kanada.
“Dalam Nota Kesepahaman disepakati bahwa Canadian Commercial Corporation akan mendukung studi dan pengembangan green airport di Kaltara dengan total estimasi rencana investasi sebesar USD 200 Juta atau setara dengan Rp. 3 Triliun,” katanya. (*)