
Newstara.com JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI Puan Maharani digadang-gadang bakal menjadi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) periode 2024-2029 mendatang. Bahkan, kabarnya PDI Perjuangan dan Partai Gerindra sudah mempersiapkan wacana tersebut dan menjadi lawan yang tangguh bagi poros kiri sebagai penantang. Menhan Prabowo dianggap lebih layak mendampingi Puan Maharani pada Pilpres 2024 mendatang,
Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara sebelumnya pernah berkata bahwa Menhan dan Ketua DPR memiliki panggung politik strategispada Pilpres 2024. Bahkan, saat ini jabatan keduanya merupakan jabatan kunci dan simbol stabilitas kekuatan politik di era-Jokowi dalam periode kedua tersebut.
“Memang suara partai Gerindra dan PDI Perjuangan naik secara drastis pada Pemilu 2014 dan 2019. Namun, perlu di garisbawahi proporsi terbesar pemilih berada di poros tengah,” tuturnya.
Director Survey dan Polling Indonesia (SPIN) itu menyebutkan Prabowo dan Puan harus mampu mengambil hati poros tengah, karena diduga sebelumnya muncul pendapat kekecewaan dari komunitas muslim terhadap Prabowo yang masuk koalisi Jokowi – Ma’ruf Amin.
“Kalau kita melihat, memang hanya tokoh seperti Prabowo yang mampu menjembatani kepentingan umat muslim dibandingkan tokoh lainnya, namun perlu juga diingat Pilres 2024 sepertinya kaum millenial akan mendominasi data pemilih,” tutupnya.
Sementara, hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) pada September 2020 lalu Partai Gerindra sebagai pemilik kursi ketiga terbesar di parlemen, yakni 78 kursi masih tergolong tidak serta merta memenangkan Pilpres 2024, karena hasil surveynya menunjukkan Prabowo berada di posisi kedua dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 18,7 % persen, dan Prabowo sekitar 16,8 %.
Namun, jika dibandingkan dengan Ganjar, Prabowo masih memiliki popularitas yang tidak luntur sementara Puan Maharani, walaupun dalam survey elektabilitasnya tergolong rendah. Tapi masih berpeluang menaikkan elektabilitasnya hingga 2024 mendatang. Bahkan, sebagai Ketua DPR RI mampu melejitkan namanya jika ditopang dengan kinerja yang baik.
Duet Prabowo-Puan juga cukup menarik dari sosok yang besar di militer berkolaborasi dengan sipil, politisi senior dengan politisi muda, dan keterwakilan laki-laki dan perempuan. Sehingga, jika PDIP dan Gerindra berkoalisi mengusung Prabowo-Puan, apakah akan menang? Atau justru akan menderita kekalahan untuk kedua kalinya? Menarik untuk dinantikan.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan Prabowo-Puan secara matematika sangat bisa terwujud, bahkan berpeluang menang hanya saja politik tidak bisa dihitung secara matematis atau statistik.
“Politik tidak bisa dihitung secara matematika, tidak jaminan. Juga harus diingat pemilih dari kalangan umat Islam, terutama pendukung atau simpatisan 212 dan Prabowo harus kembali meraih simpatik itu,” tutupnya.
Editor: Mufreni
