Newstara.com JAKARTA – Terkadang ada sebagian para pengurus masjid yang mengusir anak-anak yang bermain di sekitar masjid maupun di dalam masjid dengan alasan menggangu orang yang sedang beribadah seperti solat maupun mengaji. Namun, tahukah anda bahwa cara Rasulullah SAW saat berinteraksi dengan anak-anak di masjid saat solat sangat berbeda jauh dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini.
Ulasan mengenai perlakuan Rasulullah SAW dengan anak-anak sering kali di sampaikan oleh Kiyai maupun Ustad dalam beberapa khotbah. Dan ditulis oleh saudaraku Syafruddin Ramly, dan redaksi Newstara.com kembali mengutipnya dan mengulasnya agar dapat kita teladani sifat-sifat Rasulullah yakni baginda Nabi kita.
Saat sahabat Nabi yang bernama Syaddad ra. meriwayatkan, bahwa Rasulullah datang ke masjid untuk menjalankan ibadah solat Isya, Zuhur, Asar sambil membawa salah satu cucunya yakni Hasan atau Husein, lalu Nabi maju kedepan untuk mengimami solat dan meletakkan cucunya di sampingnya, kemudian nabi mengangkat takbiratul ihram memulai solat.
Pada saat sujud, Nabi sujudnya sangat lama dan tidak seperti biasanya, maka saya diam-diam mengangkat kepala saya untuk melihat apa gerangan yang terjadi, dan benar saja, saya melihat cucu nabi sedang menunggangi belakang nabi yang sedang bersujud, setelah melihat kejadian itu saya kembali sujud bersama makmum lainnya. Ketika selesai solat, orang-orang sibuk bertanya.
“Wahai Rasulullah, baginda sujud sangat lama sekali tadi, sehingga kami sempat mengira telah terjadi apa-apa atau baginda sedang menerima wahyu.”
Rasulullah menjawab…
“Tidak, tidak, tidak terjadi apa-apa, hanya saja cucuku mengendaraiku, dan saya tidak mau memburu-burunya sampai dia menyelesaikan mainnya dengan sendirinya,”. (H.R. Nasa’i dan Hakim)
عن شداد رضي الله عنه قال: خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم في إحدى صلاتي العشي الظهر أو العصر وهو حامل حسناً أو حسيناً، فتقدم النبي صلى الله عليه وسلم فوضعه عند قدمه ثم كبر للصلاة، فصلى، فسجد سجدة أطالها!! قال: فرفعت رأسي من بين الناس، فإذا الصبي على ظهر رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو ساجد! فرجعت إلى سجودي، فلما قضى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصلاة، قال الناس: يا رسول الله إنك سجدت سجدة أطلتها حتى ظننا أنه قد حدث أمر أو أنه يوحى إليك؟ قال: “كل ذلك لم يكن، ولكن ابني ارتحلني، فكرهت أن أعجله حتى يقضي حاجته” (رواه النسائي والحاكم وصححه ووافقه الذهبي)
Pada kisah lainnya, saat Abdullah Bin Buraidah meriwayatkan dari ayahandanya: Rasulullah sedang berkhutbah di mimbar masjid lalu kedua cucunya yakni Hasan dan Husein datang untuk bermain-main ke masjid dengan menggunakan kemeja kembar merah dan berjalan dengan sempoyongan jatuh bangun karena memang masih kecil.
Lalu Rasulullah SAW turun dari mimbar masjid dan mengambil kedua cucunya itu dan membawanya naik ke mimbar kembali, lalu Rasulullah berkata…
“Maha Benar Allah, bahwa harta dan anak-anak itu adalah fitnah, kalau sudah melihat kedua cucuku ini aku tidak bisa sabar,” lalu Rasulullah kembali melanjutkan khutbahnya. (H.R Abu Daud)
وعن عبد الله بن بريدة عن أبيه رضي الله عنه قال: خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأقبل الحسن والحسين رضي الله عنهما عليهما قميصان أحمران يعثران ويقومان، فنزل فأخذهما فصعد بهما المنبر، ثم قال: “صدق الله، إنما أموالكم وأولادكم فتنة، رأيت هذين فلم أصبر”، ثم أخذ في الخطبة (رواه أبو داود).
Bahkan cerita lainnya seperti dalam Hadis lain bahwa Rasulullah SAW saat menjalankan ibadah solat, dan bila beliau sujud maka Hasan dan Husein bermain menaiki belakang Rasulullah. Lalu, jika ada sahabat-sahabat yang ingin melarang Hasan-Husein maka Rasulullah memberi isyarat untuk membiarkannya, dan apabila setelah selesai solat rasulullah memangku kedua cucunya itu. (H.R. Ibnu Khuzaimah)
وفي حديث آخر: كان الرسول صلى الله عليه وسلم يصلي، فإذا سجد وثب الحسن والحسين على ظهره، فإذا منعوهما أشار إليهم أن دعوهما، فلما قضى الصلاة وضعهما في حجره (رواه ابن خزيمة في صحيحه).
Kisah lainnya, Abu Qatadah ra. mengatakan….
“Saya melihat Rasulullah saw memikul cucu perempuannya yang bernama Umamah putrinya Zainab di pundaknya, apabila beliau solat maka pada saat rukuk Rasulullah meletakkan Umamah di lantai dan apabila sudah kembali berdiri dari sujud maka Rasulullah kembali memikul Umamah,” (H.R. Bukhari Dan Muslim).
Demikianlah beberapa petikan cerita dan keterangan dalam hadis shahih yang bisa membuat kita berpikir leboh baik, apakah keberadaan anak-anak dalam masjid saat bermain dapat mengganggu jamaah lain maupun kekhusyukannya. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang mampu meneladani kebaikan Rasulullah SAW. (***)