Connect with us

Tarakan

Soal Color Run, Punya Multi Efek Ekonomi Dan Naikkan PAD Tarakan

Newstara.com TARAKAN – Kegiatan bertajuk Color Run yang diselenggarakan PT Segara International Development bekerjasama dengan Kaltara Center pada 29 Februari hingga 01 Maret 2020 di Taman Berkampung Tarakan itu, terus mendapat tangapan pro dan kontra dari sejumlah kalangan.

Salah satu Tokoh Putera Daerah Tarakan, Furbianto SE menanggapi kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah konsep anak muda kreatif dan modern, jika dilihat dari sisi ekonomi maka kegiatan tersebut memiliki multi efek yang cukup baik. Artinya, ada aktifitas ekonomi mulai dari perputaran uang di masyarakat, hingga adanya tingkat kunjungan di sejumlah rumah makan atau restauran, hingga inap hotel.

“Di samping itu, bisa dibayangkan jika betul yang hadir pesertanya ada sekitar tujuh ribu orang yang datang, maka setidaknya ada putaran uang disitu seperti rumah makan laris, para pedagang bisa laku jualannya,” ujarnya kepada Newstara.com pada Kamis pagi, (15/01/2020) di Tarakan.

“Tapi jika dilihat dari sisi agama, maka saya tidak ingin berkomentar terlalu jauh, karena sensitif, namun saya berpikir secara global. Dan terkait kegiatan tersebut, jika ingin win-win solution maka harus duduk bersama antara panitia penyelenggara, organisasi masyarakat dan di fasilitasi Pemerintah Kota atau DPRD Tarakan. Kalau dinilai dari sisi ekonomi itu cukup baik,” tambahnya.

Menurutnya, masyarakat jangan terlalu ber-improvisasi dengan hal-hal atau stigma yang selalu berkonotasi negatif, dan harus menyikapi berbagai persoalan secara positif karena anak-anak muda yang kreatif harus mendapat dukungan, ketimbang melakukan hal-hal negatif seperti narkoba, minuman keras hingga seks bebas.

“Apalagi setiap kegiatan seperti itu kan ada pengawalan dan pengawasan dari instansi terkait seperti Pemkot Tarakan melalui Satpol PP, TNI, Polri, bila perlu ormas ikut melakukan pengawasan, dan jika dalam pelaksanaannya mengandung unsur penyimpangan, maka harus diingatkan, namun jika peringatan itu tidak diindahkan, maka pelaksana pengamananan di lapangan, dapat langsung ditindak sesuai kesepakatan bersama,” ujarnya.

Furbianto mengatakan kegiatan ini mirip sama seperti kegiatan Valentine Days beberapa waktu lalu yang mendapat penolakan dari sejumlah masyarakat, tak terkecuali tokoh agama, tapi toh kenyataannya hingga saat ini tidak terjadi apa-apa. Namun, adanya tanggapan kontra dari organisasi masyarakat (Ormas) atau Organisasi Kepemudaan (OKP) adalah sebuah kewajaran dan dinamika bermasyarakat.

“Kalau ada yang protes dan kontra itu wajar, jangan pula panitia menganggap hal itu jelek, justru saling ingat mengingatkan, itu baik karena orang khawatir dan tidak mau ada malapetaka yang terjadi, menurut saya itu suatu kewajaran, apalagi Ormas atau OKP punya perspektif dan kajian sendiri soal itu, kalau bisa panitia melakukan pendekatan kepada yang kontra secara persuasif, sebaliknya yang kontra juga demikian, jaga kondusifitas, jangan represeif dan anarkis,” ucapnya.

Furbianto mengingatkan jika penyelenggaraan di Taman Berkampung, Kampung Empat Tarakan yang berdekatan dengan masjid Islamic Center, maka harus diatur jadwal kegiatannya dengan jadwal ibadah, sehingga kegiatan tersebut tidak mengganggu ibadah yang dilakukan.

“Sekali lagi saya tekankan, yang penting jangan menyimpang dari norma-norma agama dan kehidupan sosial masyarakat. Dari sisi ekonomi saya lihat ada multi efek yang cukup baik bagi masyarakat dan Pemerintah,” tutupnya.

Reporter : Aldi S

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Tarakan