Newstara.com JAKARTA – Perhelatan demokrasi baru saja selesai dan Presiden Jokowi bersama Maaruf Amin dilantik MPR DPR RI sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. Namun, siapa yang menyangka bahwa muncul sejumlah isu dan tagar di sejumlah media sosial pasangan Prabowo-Puan Maharani sebagai The Next Presiden.
Namun, lagi-lagi perhelatan Pilpres masih cukup lama yakni tahun 2024 mendatang atau setidaknya sudah menggema komunkasi politik di tahun 2023 nanti. Hanya saja, sifat dunia perpolitikan yang dinamis dan cenderung berubah-ubah belum dapat dipastikan pasangan duet Prabowo Subianto dan Puan Maharani untuk Pilpres 2024 bukanlah sebuah harga mati.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Ahmad Atang mengatakan masih cukup lama untuk mengira atau menduga pasangan Prabowo-Puan disiapkan sebagai The Next Presiden, namuun semua bisa saja terjadi karena saat ini keduanya sudah menjalin komunikasi dan Partai Gerindra sudah menjadi bagian dari Pemerintahan yang sah.
“Duet Prabowo-Puan bukanlah sebuah harga mati, karena waktu masih lima tahun, dan bisa memungkinkan prahara politik bisa saja terjadi sebelum tahun 2024 itu, kalau mereka baik-baik saja maka arah kesitu emang ada,” tutur Ahmad dikutip dari Antara, pada Sabtu pagi (09/11/2019).
Menurutnya, berkaitan adanya perkembangan politik nasional pasca pertemuan petinggi Nasdem dan PKS, serta peluang koalisi PDIP – Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo-Puan dalam Pilpres 2024. Namun, prahara politik bisa saja terjadi di internal kedua partai politik (PDIP-Gerindra) sebelum tahun 2024.
Namun, ada kemungkinan apabila Prabowo Subianto menjadi calon presiden berpasangan dengan Puan Maharani maka akan ada politik arus balik, di mana pendukung setia Prabowo akan meninggalkannya.
“Ketika Prabowo masuk dalam lingkaran kekuasaan menjadi menteri, maka sepak terjang politik akan terbaca menjadi pembela pemerintah,” tambahnya.
Ahmad Atang mengatakan kegagalan Presiden Jokowi dalam memimpin negeri ini dapat menjadi presentasi dari kegagalan Prabowo menjadi Menteri, tetapi keberhasilan Jokowi tidak berbanding lurus atau identik dengan keberhasilan Prabowo.
“Masyarakat akan melihat persoalan itu, tapi kita lihat saja nanti karena ini masih lama dan masih perlu dikaji lebih dalam lagi kemana arahnya parpol dan kemana arahnya dukungan Jokowi serta Maaruf nanti,” tutupnya.
Reporter: Mufreni