REALISASI investasi fantastis di Kalimantan Utara akan mulai tercatat di tahun depan. Demikian disampaikan Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum.
Gubernur menceritakan, potensi tingginya investasi tahun depan ditopang progres positif seluruh megaproyek di Kaltara pada tahun ini. Mulai dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, hingga proyek Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning.
Berdasar informasi terbaru diterima, PT. Kayan Hydro Energy (KHE) selaku pemilik izin PLTA Sungai Kayan, telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan Sumitomo Corporation. Yakni perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang energi. Nilai investasi kerja sama yang tercatat dinilai sangat besar, di angka Rp270,56 triliun.
“Ketika sudah dilakukan penandatanganan, saya perkirakan tahun depan sudah terealisasi minimal 20 persiapan. Mulai persiapan pembangunan infrastruktur, perencanaan dan lainnya. Itu nilai investasinya akan sangat besar,” papar Gubernur.
Masih bersumber dari proyek PLTA Sungai Kayan, Gubernur menilai lompatan realisasi investasi bisa berkelanjutan hingga dua sampai tiga tahun ke depan. Mengingat PT. KHE menargetkan pembangunan bisa rampung dan beroperasi di tahun 2025.
Gubernur pun mengaku optimis rencana investasi tersebut tidak sekadar angin lalu. Terlebih Sumitomo corporation memiliki citra yang baik di pemerintah pusat.
“Saya dengar dari Kemenkomarves, dari Pak Luhut, Sumitomo Corporation ini sudah lama terkenal. Jadi, kita optimis realisasinya bisa cepat dan dapat mendukung kegiatan industri di KIHI,” paparnya.
Secara umum, Gubernur menyebut jika realisasi pekerjaan di KIHI pun tergolong cepat. Salah satunya pembangunan Jetty atau dermaga yang menjorok ke arah lautan.
Sebagaimana diketahui, Jetty yang akan dibangun sepanjang 1 kilometer. Fungsinya untuk mendukung mobilisasi alat dan material pekerjaan pembangunan di area KIHI.
“Progresnya cepat itu, setiap hari ada 5 sampai 6 ponton batu split yang masuk untuk pembangunan Jetty. Rencananya kan itu 1 km panjangnya. Dua minggu yang lalu sudah 100 meter. Karena lokasinya landai, juga cepat sekali progressnya,” katanya.
Optimisme realisasi investasi di KIHI terus berjalan juga tidak terlepas dari statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Dimana pemerintah pusat langsung turun tangan memastikan kelancaran seluruh tahap pembangunan.
“Apalagi Presiden dijadwalkan datang lagi untuk meninjau perkembangan di sana. Infonya, Kemenkomarves juga akan duluan datang akhir tahun ini. Karena statusnya PSN, dijaga betul dari sana (pemerintah pusat), pekerjaannya digenjot betul,” paparnya.
Gubernur menjelaskan jika realisasi investasi pada tahun ini memang belum terlalu bisa terpacu. Ini tidak terlepas dari tahapan di megaproyek yang belum seluruhnya memasuki tahap pekerjaan konstruksi hingga produksi.
Dari target realisasi investasi yang dicanangkan sebesar Rp9 triliun, realisasi yang tercatat hingga akhir semester I baru di kisaran Rp3 triliun. Sehingga Gubernur sangat realistis soal target tahun ini yang belum bisa terpenuhi.
“Pemenuhan realisasi memang belum kelihatan sampai Desember yang tinggal 2 bulan lagi. Karena tahun ini masih slow but sure (perlahan tapi pasti), yang kita harapkan mulai tahun depan seperti saya jelaskan tadi,” jelasnya.
Provinsi Kaltara sendiri diakui masih bergantung penuh pada sejumlah mega proyek untuk menunjang peningkatan investasi. Namun, ia mengatakan juga ada sejumlah proyek investasi lain yang turut masuk di Kaltara.
“PSN ini dominan meningkatkan realisasi investasi. Tapi kerja sama investor yang melalui pemda juga ada. Nilainya hanya puluhan miliar, paling besar ratusan miliar,” jelasnya.
Gubernur mengungkapkan jika pemerintah daerah masih terus berbenah untuk menjadi lokasi yang ramah dan potensial untuk investasi. Utamanya soal pemenuhan sarana dan prasarana penunjang investasi itu sendiri.
“Kita di daerah masih perlu menyiapkan infrastruktur penunjang. Bukan hanya jalan dan jembatan, tapi juga jaringan telekomunikasi, akses darat, akses laut, akses udara dan lainnya. Karena kondisi yang ada sekarang tidak dipungkiri menghambat laju pertumbuhan,” paparnya.
“Beda dengan Jawa dan Sumatera yang semua sudah lengkap. Jadi, investor banyak melirik. Sedangkan kita tidak bisa langsung naik levelnya, masih perlu membenahi apa yang kurang,” kata Gubernur menambahkan.
Di lain sisi, Gubernur juga menginstruksikan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara untuk terus mengawal kepatuhan investor dalam menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) mereka. Dokumen tersebut menjadi penting untuk memetakan capaian kinerja investor yang ada di Kaltara.
“Saya perintahkan DPMPTSP untuk terus mengawal kepatuhan investor. LKPM memang di beberapa daerah ada yang sudah bagus dan ada yang masih kurang, ada yang patuh ada yang tidak. Tapi kita pacu terus, kita kawal terus agar ini bisa dipatuhi seluruh perusahaan,” jelasnya.(dkisp)