Newstara.com JAKARTA – Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS) memprediksi korban tewas akibat gempa magnitudo 7,8 di Turki hingga Suriah pada Senin dini hari (06/02/2023) bisa mencapai 10 ribu orang. Dilansir dari ANTARA, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara mengatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa. Namun, otoritas setempat telah mencatat sekitar 2.340 orang korban yang dinyatakan meninggal dunia.
“Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia,” kata KBRI Ankara dalam keterangannya pada Senin.
Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia. Namun, tiga orang WNI mengalami luka, 1 orang di Kahramanmaras dan 2 orang Hatay, dan saat ini mereka sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.
Ada sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah itu, sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Dimana sebagian besar WNI berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.
KBRI Ankara merilis nomor hotline +90 532 135 22 98 untuk para WNI di Turki yang ingin memperoleh informasi lebih lanjut.
“Sebagian besar WNI tidak tinggal di wilayah terdampak parah gempa, korban luka sedang dirawat di rumah sakit terdekat,” kata Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal dalam sebuahw awancaranya dengan sejumlah media.
Gempa 7,8M yang mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023) pagi berepisentrum di dekat kota Gaziantep, tenggara Turki. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat titik kedalaman gempa sekitar 17,9 kilometer. Episentrum gempa terletak di dekat perbatasan Turki-Suriah. Wilayah ini cukup jauh dari kota-kota yang menjadi tempat tinggal sebagian besar WNI.
“Bencana ini terjadi di wilayah tenggara Turki yang dekat dengan perbatasan Suriah, sekitar 12 provinsi di sekitar sana yang terdampak, dan WNI lebih banyak tinggal di Ankara, Istanbul, Antalya serta Izmir, daerah-daerah ini tidak terdampak insyallah, jadi tidak perlu khawatir,” ujar Lalu.
Sebanyak 35 WNI di Gaziantep dan 20-25 di Kahramanmaras, dekat episentrum gempa, akan dievakuasi namun akses masuk ke Gaziantep dan Kahramanmaras juga berkemungkinan terkendala karena besarnya skala bencana tersebut.
“Masih akan ada gempa-gempa susulan, sehingga proses evakuasi ini harus dilakukan benar-benar sangat hati-hati, karena banyak gedung-gedung tinggi,” katanya.
Cuaca ekstrem pun disebutnya dapat menjadi hambatan. Pasalnya, Turki sedang menghadapi cuaca dingin, dengan suhu di Ankara mencapai -4 derajat Celsius dengan hujan salju lebat.
“Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa WNI dalam gempa Turki. dan kita terus mengidentifikasi WNI yang butuh bantuan,” ujarnya.
WNI yang terdampak tetapi tidak menjadi korban luka, akan diserahkan penanganannya kepada otoritas setempat. Dan kali ini
Hingga berita ini diturunkan, korban jiwa sementara akibat gempa besar yang mengguncang Turki dan Suriah mencapai lebih dari 2.340 orang. otoritas setempat mencatat 1.500 korban jiwa, sedangkan Suriah mencatat lebih dari 840 korban jiwa baik di wilayah pemerintah maupun pemberontak. (Sumber: Kompas)